Tunggal Pawestri

IMG_2585

Feminist – gender equality – human rights – pluralism – sexual rights – renewable energy – anti discrimination – zero tolerance for violence

Comments
  1. Selamat Siang Mba Tunggal… Salam sejahtera..
    Mba tunggal…. saya Rekky silalahi, saya Adalah Salah Satu yang Mendukung Gerakan indonesia Tanpa FPI..,,, FPI selama ini sudah Sangat penistaaan terhadap pancasila… dan Sangat bertentangan terhadapa UUD45 pasal 29 mengenai kebebasan beragama… Saya pribadi sudah Sangat geram dengan tingkah orang2 tersebut… Saya ingin bergabung… bagaimana agar saya dapat bergabung.. mba tunggal..?? saya jg bersedia untuk menggalang Massa… ini email saya… rekky_jo@yahoo.com

  2. NN says:

    SAYA KURANG RESPEK DENGAN ANDA PADA ACARA LIVE METRO TV TENTANG KONSER LADY GAGA….SEBAIKNYA ANDA TIDAK HANYA MEMPERTIMBANGKAN SISI KEBEBASAN HAK ASASI MANUSIA, TETAPI ANDA JUGA HARUS MEMPERTIMBANGKAN NILAI-NILAI AGAMA DAN NORMA YANG AKAN KITA PERTANGGUNG JAWABKAN KEPADA TUHAN…..DI TAMBAH SIKAP ANDA YANG MENYATAKAN ANTI FPI MENUNJUKAN ANDA KURANG BELAJAR TENTANG AGAMA….

  3. Rekky Castle Verkando says:

    FPI jauh lebih efektif dari pada anda

  4. Rekky Castle Verkando says:

    A woman who has so many negative ideas,

  5. kumar says:

    why bother buy expensive lady gaga ticket? you guys have so many poor, unfortunate people… give it to them, make a charity… lady gaga doesn’t need any charity…

  6. budi says:

    Mba Tunggal, saya respek thd. sudut pandang anda mengenai Lady Gaga dalam salah satu acara diskusi Metro TV (ini sudah bbrp. waktu y.l.; sorry ya, baru comment sekarang). Meskipun saya tidak suka musiknya Lady Gaga, dan saya pikir Lady Gaga is just a so-so contemporary pop singer (tapi koq bisa jadi award-winning singer ya?), tetapi saya menghargai dan menjunjung tinggi hak orang-orang yg. ingin menonton dia. Saya juga respek dan mengagumi posisi anda yg membela hak-hak penggemar Lady Gaga dalam diskusi tsb. We need people like you.

    Dalam diskusi tsb., salah satu pendiskusi berkata kepada anda bahwa amok bukan kebudayaan Indonesia. Dia sangat keliru!
    Saya menemukan dalam kamus Merriam-Webser’s Collegiate entry berikut ini:
    Amok (n): a murderous frenzy that has traditionally been regarded as occurring especially in Malaysian culture. Date of entry into the dictionary: (tahun) 1665.
    Kultur Malaysia adalah juga kultur Indonesia, karena keterikatan kultur Indonesia dan Malaysia sangat erat. Perhatikan ada kata “traditionally”, yg berarti sudah berlangsung turun-temurun, jauh sebelum dimasukkannya kata tsb. kedalam kamus di tahun 1665! Orang yg bilang bahwa amok bukan kultur kita (Indonesia) keliru. Or he wants to deny it — in the discussion mentioned, he denied it to have an advantage over you.

    BTW, di foto mba koq menutup sebagian wajah anda dengan scarf anda. It is as if you do not want ppl see your face, it is as if you want to be unknown / incognito. 🙂

    ——————————————-
    tanggapan:
    hahahah, itu diskusi di Metro tv sudah lama sekali ya. terima kasih sudah sempatkan mengingat kembali dan memberikan komentarnya! 🙂

    – Soal Amok: saya pembaca buku Pramoedya Ananta Toer, dan dari buku Arok Dedes, saya tahu bahwa ‘amok’ adalah bagian dari sejarah bangsa Indonesia… Saat itu saya tak mau menampik ucapan sang budayawan, karena saya tak mau membuatnya malu heheheh… Lagipula ia pun sudah menyatakan “kamu tak tahu apa2 soal budaya” heheheh…. Jadi yah, saya tak mau teruskan berdebat dengan orang yang punya hobi rendahkan kemampuan orang lain 🙂

    – Soal wajah tertutp, itu kebetulan saja. Kelihatan keren dan misterius hahah… mungkin kamu benar

    • budi says:

      Yang terjadi adalah aku tulis nama kamu (“anda” sounds so formal dan kaku, ya?) di kertas, trus catatannya hilang n aku baru temukan baru2 ini.

      Writing to you was always on my mind. Statements that were said in public that are wrong need to be corrected.

      In addition, I feel the need to voice and believe in voicing my support for people like you who fight against the discrimination of the minorities, so that you do not feel that you are fighting it all alone at the front. Don’t you sometimes feel lonely while fighting for what you believe in because nobody is voicing their support for you?

  7. […] Tunggal Pawestri has advocated for gender equality and the elimination of sexual violence for 15 years. She actively writes, speaks publicly and produces films related to women empowerment. In an interview, she said she would never forget the moment she was groped on a public bus in Jakarta, Indonesia’s capital, when she was just 14 years old. Pawestra’s work is more crucial than ever: in a survey of 62,000 people across Indonesia, female respondents revealed 19 forms of harassment commonly experienced on public transportation in the country, including harassers masturbating near them, stalking them, or secretly taking their pictures. […]

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s